Enjoy In Your Live . . . . with smile that beauty . . . (+_+)

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

You need to upgrade your Flash Player to version 10 or newer.

Putri Pendeta Menjadi Da'iyah

Aku tidak mengenal sedikitpun tentang Islam, bahkan selama hampir 20 tahun, sampai aku kuliah di jurusan Informatika Universitas Timbell Philadelphia. Pertama aku melirik Islam berawal ketika bebrapa dosenku menyampaikan informasi tentang Islam. Mereka menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang merusak (destruktif). Hal ini hal ini menggugahku untuk lebih banyak membaca literatul tentang Islam. setelah aku mengkajinya ternyata aku dapati semua itu hanyalah tuduhan palsu, zalim dan penuh kebencian. Akupun segera tanpa ragu menyatakan diri masuk Islam. Sejak itu aku ganti namaku menjadi Laila Ramzi.

Aku dilahirkan di New England pada bulan Januari tahun 1959, ayahku seorang pendeta yang mengabdi di sebuah gereja. Sudah lama aku banyak meragukan gereja, terlebih setelah ayahku ingin agar aku menjadi misionaris. Akan tetapi Allah SWT menghendakiku sesuatu yang lebih baik dan kekal.

Apa yang aku dapatkan sebelumnaya informasi tentang Islam sangat jauh berbeda dari kenyataan. karena sejak 1400 tahun yang lalu Islam telah mewarnai kehidupan sosial politiknya dan telah mengukir sejarahnya dengan gilang gemilang. Aku bertanya kepada diriku sendiri, "Anda lihat mengapa mereka sengaja menghapus Islam dan menjauhkan para mahasiswa dari pemahaman yang benar terhadap Islam?" Dampaknya para mahasiswa menganggap Islam sebagai agama yang berbahaya bagi struktur pemahaman dunia Barat. Umumnya dan bagi pemikiran kaum muda Nasrani khususnya.

Meskipun ditentang oleh ayahku, aku mulai terus membaca literatul tentang Islam. Sehingga aku dapatkan prinsip-prinsip agama yang agung ini menghujam dalam hatiku dan mendominasi pikiranku. Aku mulai memahami akidah Tauhid dan meyakini bahwa Isa adalah manusia biasa seperti Musa, Ibrahim, dan Muhammad SAW. Aku juga mengerti bahwa khamr, zina, dan judi adalah sesuatu yang diharamkan. Hal ini amat kontras dengan kehidupan yang berlangsung di Eropa dan Amerika. Akupun mulai semakin banyak mempelajari ibadah Islam.


Akupun mulai mengumumkan keislamanku. Meskipun ayahku marah dan sedih aku memutuskan untuk pergi ke Mesir agar bisa hidup disana bersama umat Islam lainnya. Disanalah aku mempelajari Al-Qur'an lebih dalam. Di Kairo aku juga bertemu dengan pemuda muslim yang memiliki komitmen kuat dengan agamanya, ia menawarkan dirinya untuk menikahiku, akupun menerima dan menyetujuinya. Allah SWT telah menganugerahkan kepadaku seorang anak yang kuberikan nama Islam, Toha namanya. Aku berdoa kepada Allah Azza wa jalla agar ia tumbuh menjadi anak yang baik, dan menjadi penyedap pandangan suamiku.


Sungguh Allah  SWT tidak pernah menyakiti hambanya, tapi hambanyalah yang menyakiti Allah SWT. Wallahualambishawab.


0 komentar: