Enjoy In Your Live . . . . with smile that beauty . . . (+_+)

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

You need to upgrade your Flash Player to version 10 or newer.

Pacaran = Zina

Ilustrasi
Saat ini bukan hal aneh lagi jika kita melihat sepasang remaja bergandengan tangan,
bermesra-mesraan, bahkan berciuman di tempat umum. Pacaran, itulah sebutannya.
Tidak memandang usia, baik mahasiswa, SMA, SMP, bahkan anak SD pun sudah ada
yang mengarah kesana. Seakan-akan hal ini sudah menjadi budaya bangsa kita
ini.Alasannya pun bermacam-macam, mulai dari perkenalan sebelum menuju ke jenjang
rumah tangga hingga ada pula yang hanya untuk bersenang-senang.
Lalu, bagaimanakah pandangan Islam sebenarnya tentang hal ini? Dan bagaimana
“pacaran” yang islami?
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. Sabdanya : “Nasib anak Adam mengenai zina
telah ditetapkan. Tidak mustahil dia pernah melakukannya. Dua mata, zinanya
memandang. Dua telinga, zinanya mendengar. Lidah, zinanya berkata. Tangan zinanya
memegang. Kaki, zinanya melangkah. Hati, zinanya ingin dan rindu, sedangkan faraj
(kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti.” (Hadis Shahih Muslim No. 2282)
Jika kita melihat dari Hadis Shahih Muslim tersebut, sudah jelas-jelas bahwa Pacaran itu
termasuk Zina.
Zina Mata = Memandang
Zina Telinga = Mendengar
Zina Lidah = Berkata
Zina Tangan = Memegang
Zina Kaki = Melangkah
Zina Hati = Ingin dan Rindu
.
Memang ini semua masuk dalam kategori Zina kecil. Tapi ini semua menjadi pintu untuk
melakukan Zina besar (ML/Making Love), seperti dijelaskan pada akhir hadis yang
berbunyi “…sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti.”
Kenapa? Karena tidaklah mungkin orang akan berzina besar, jika zina kecil ini tidak
dilakukan terlebih dahulu. Dan bisa kita saksikan sendiri, sudah banyak poling yang
menyatakan bahwa lebih dari 50% remaja yang yang pacaran sudah pernah melakukan
ML. Jadi meskipun zina kecil, hal ini juga tetap haram hukumnya.
Hukum Zina
Al-Imam Ahmad berkata: “Aku tidak mengetahui sebuah dosa -setelah dosa
membunuh jiwa- yang lebih besar dari dosa zina.”
Dan Allah menegaskan pengharamannya dalam firmanNya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali? dengan (alasan) yang? benar, dan
tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari
Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina kecuali orang-orang
yang bertaubat …” (Al-Furqan: 68-70).
Dalam ayat tersebut, Allah menggandengkan zina dengan syirik dan membunuh jiwa, dan
vonis hukumannya adalah kekal dalam adzab berat yang berlipat ganda, selama
pelakunya tidak menetralisir hal tersebut dengan cara bertaubat, beriman dan beramal
shalih.
Solusi
Sebagian dari kita, mungkin obat dari rindu adalah memandang foto, namun justru inilah
yang akan menambah rasa rindu itu . Ada syair yang mengatakan : ? Dan kau mengira
bahwa itu dapat mengobati luka (syahwat)mu, padahal, dengan itu berarti kau menoreh
luka di atas luka.
Jadi, mengingat bahayanya, sebaiknya jika kita selalu menundukkan pandangan pada
lawan jenis yang bukan mahram.
Dan di dalam Musnad Imam Ahmad, diriwayatkan dari Rasulullah:
“Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang
memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka
Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari? Kiamat.”
Nabi pernah ditanya tentang hal yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam
Neraka, beliau menjawab: “Mulut dan kemaluan”. At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini
hasan shahih.”
Serta dalam Al-Quran dijelaskan:
“Dan hamba-hamba Ar-Rahman, yaitu mereka yang berjalan di atas bumi dengan
rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan katakata
(yang mengandung) keselamatan.” (Al-Furqan: 63).
Jadi kunci pertamanya adalah menjaga pandangan, menjaga lisan, menjaga langkah, serta
menjaga pikiran. Namun, jika anda tidak berhasil, maka solusi satu-satunya adalah
menikah.
Pacaran, sebagian menganggap ini adalah hal wajar untuk mengenal lebih dekat sebelum
melangsungkan pernikahan. Pacaran bukanlah jaminan langgengnya suatu hubungan
berumah tangga. Contoh nyatanya bisa anda lihat pada pasangan-pasangan selebriti kita.
Banyak sekali dari mereka yang cerai, walaupun sebelum menikah mereka berpacaran
dahulu dalam waktu yang cukup lama. Maka, solusi yang benar adalah ta´aruf.
Ta´aruf, mengenal dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip islami. Biasanya
dilakukan di rumah pihak wanita, dengan menggunakan hijab (penghalang yang tidak
memungkinkan kita untuk bertatapan secara langsung), dan dengan didampingi oleh
muhrim pihak wanita. Kaku? Memang, tapi inilah cara yang sebenarnya. Tetapi dengan
kemajuan teknologi, mungkin hal ini bisa dilakukan melalui telephone, email, atau
mungkin chating. Tentunya dengan tetap mengedepankan norma-norma Islam.
Semoga kita terhindar dari hal-hal yang diharamkan Allah. Amin

0 komentar: