Enjoy In Your Live . . . . with smile that beauty . . . (+_+)

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

You need to upgrade your Flash Player to version 10 or newer.

Suka dia dan Semua :)

"Oooh this is how I feel,
Whenever I'm with you..
Everything is all about you,
Too good to be true.."
(Ten 2 Five - Love is You)

 
 
Bait pertama lagu di atas sudah beberapa hari ini terngiang-ngiang di kepala. Apalagi di keseluruhan lagunya yang terdengar cuma suaranya si vokalis di tambah suara petikan gitar. Mungkin yang ciptain memang lagi jatuh-cinta-to-the-max. Tapi kali ini bukan mau bahas lagunya, tapi perasaannya.

Kamu! Mau tua atau muda, siapa saja yang baca tulisan ini, Ingat gak sih kapan terakhir kali jatuh cinta? Bukan soal jadi pacar atau tidak, tapi R-A-S-A-N-Y-A. Ingat juga gak pas pertama kali memutuskan untuk menyukai seseorang? 

Memutuskan untuk menyukai seseorang. Bagi saya, menyukai seseorang adalah keputusan. Bagaimana menurutmu?

Iya, itu keputusan. Bukan kebetulan atau sesuatu yang mungkin tidak di sadari. Persoalan itu keputusan hati atau otak, itu perkara lain.

Coba deh ingat-ingat, waktu kita lagi suka sama orang pasti SEMUANYA terasa indah. Apalagi kalau sebelumnya pikiran kita tidak/belum ternodai dengan pendapat-pendapat orang lain tentang objek kita. Pikiran kita masih terisi sama pikiran-pikiran yang positif tentangnya. Orang lain mau bilang apa saja tentang dia, mau di gosipkan bagaimanapun, mau di cela seburuk apapun, pasti buat kita dia selalu baik. Rasa suka kita menutupi semua omongan miring orang tentangnya. Tidak peduli sudah berapa banyak cercaan yang beralamat padanya sampai di telinga kita, yang jelas pikiran kita sudah tertutupi dengan satu hal, D-I-A. Semua tentangnya adalah benar, indah, menarik, tidak ada yang salah. Rasanya dia adalah mahkluk Tuhan paling sempurna.

Nah sekarang, terbayang gak sih kalau dunia di penuhi dengan perasaan semacam itu? Atau paling tidak, kitalah yang selalu merasa seperti itu, tiap hari, dan kali ini objeknya bukan cuma satu, tapi ke semua orang. Ya kemungkinannya cuma dua. Kita jadi orang paling bodoh sedunia, atau jadi orang paling bijaksana yang pernah ada. Bodoh karena mempercayai semua orang adalah baik tanpa pernah berpikir hal apa yang buruk yang mungkin atau bahkan sudah dia lakuin di belakang kita, Bijaksana karena penilaian kita sama orang lain tidak di pengaruhi sama hal lainnya. Tapi percaya deh, tiap kali kamu mikir bahwa semua orang adalah baik, gak bakal ada yang namanya sakit hati. Bagaimanapun juga berpikir postif itu membantu.

Kenyataannya, untuk jadi seseorang yang selalu berpikiran positif bukan hal yang mudah. Mungkin secara manusianya, ataukah peradabannya, tapi yang jelas, manusia zaman sekarang adalah manusia yang gampang terpengaruh sama omongan di sekelilingnya. Kenapa orang lebih cenderung mempercayai hal buruk yang sampai ke telinganya di banding hal baik?


Waktu kita memutuskan untuk menyukai seseorang, sebenarnya secara tidak langsung kita telah memutuskan untuk berpikiran positif tentangnya (atau yah setidaknya kita ingin dia jadi semakin baik dengan semua harapan-harapan atau impian kita tentangnya). Seburuk apapun dia memperlakukan kita, di mata kita dia tetap orang yang baik. Tidak ada namanya sakit hati, tidak ada namanya dendam.

Andai saja kita (manusia) mau belajar untuk menyukai setiap orang yang di temui...
By : Grace Dian (Facebookers)

0 komentar: